Minggu, 13 April 2014

ETIKA TERHADAP LINGKUNGAN: SUATU KAJIAN FILSAFATI DALAM KONTEKS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT



Vol. 4, No. 4, Mei 2013                                                                                           ISSN1978-5763



Agus Kharmayana Rubaya*

* ** JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl.Tatabumi 3, Banyuraden, Gamping, DIY 55293
                                                               email: agus.rubaya@gmail.com


Abstract

Models which were developed by epidemiologists about the theory of diseases, always refer to the importance of the interaction among human as disease host, environment and disease a-gents. Based on the complexity of the relationship between human and their surrounding envi-ronment, in epidemiological point of view, how the environment is treated and perceived by hu-man is necessary to be investigated. This paper tries to present a study about some ethics sys-tems which are widely known, and at the same time also tries to discuss some highly correlated aspects, in the context of disease epidemiology. Ethics system of anthropocentrism or shallow environmental ethics which considers human as the centrum and the only possessor of the en-tire universe, and therefore they are permitted to do anything for their satisfaction and needs, give justification to the exploitation of the earth which are actually, sooner or later,  the unneeded impacts, will affect the human being. The anthropocentrisme ethics is refused by biocentrism ethics or intermediate environmental ethics and ecocentrism ethics or deep environmental ethics which were born from the revitalization spirit of local wisdoms from traditional communities in many countries in encountering the hegemony of western cultures. In responding to the insertion of external culture and technology, some issues must be prudently seen, such as: instead of gaining advantages, inappropriate application of technology may causing disadvantages; and the joining culture which is attached to the technology may change the existing life-style, consumpt-ion pattern and the insight of the society; so that, it is crucial for the government to be involved by endorsing healthy public policy. To conclude, ethics system which has to be supported is the one that appreciates every elements in ecosystem as important as the others; and it is also im-portant to forming environmentally caring generation through early age education.

Keywords : environmental ethics, environmental philosophy, epidemiological philosophy

Intisari

Model-model yang dikembangkan oleh ahli epidemiologi tentang penyakit, selalu banyak meru-juk pada pentingnya interaksi antara manusia, lingkungan dan penyebab penyakit. Berdasarkan pada kompleksnya hubungan antara manusia dengan lingkungannya, secara epidemiologis, ma-ka cara memandang manusia terhadap lingkungan menjadi penting untuk dikaji, di mana maka-lah ini berupaya menyajikan telaah tentang beberapa sistem etika yang dikenal dan membahas beberapa aspek-aspeknya yang terkait, dalam konteks epidemiologi penyakit. Sistem etika an-troposentrisme yang memandang manusia sebagai pusat dan penguasa dari alam semesta hingga diperbolehkan untuk melakukan apa saja untuk memuaskan kepentingan dan kebutuh-annya, melahirkan bentuk-bentuk eksploitasi terhadap bumi yang sebenarnya efek buruknya secara cepat atau lambat dapat berimbas pada manusia juga. Di sisi lain, etika biosentrisme dan etika ekosentrisme adalah dua pandangan yang menolak antroposentrisme yang lahir dari se-mangat reviltalisasi kearifan lokal dari masyarakat adat yang ada di banyak negara dalam meng-hadapi hegemoni budaya luar. Dalam hal merespon masuknya budaya dan teknologi dari luar tersebut, maka beberapa hal harus dicermati antara lain bahwa: alih-alih mendapatkan manfaat lingkungan, penerapan teknologi yang tidak tepat malah dapat menghasilkan risiko lingkungan; selain itu budaya yang mengiringi masuknya suatu teknologi dapat pula merubah gaya hidup, pola konsumsi dan cara pandang masyarakat. Terkait dengan hal ini, maka keterlibatan peme-rintah dalam mendorong munculnya kebijakan publik yang sehat menjadi penting. Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa sistem etika yang perlu dikembangkan adalah yang memandang se-mua unsur di dalam ekosistem adalah sesuatu yang penting; dan oleh karenanya juga menjadi penting untuk membudayakan terlahirnya manusia-manusia yang peduli akan lingkungan me-lalui pendidikan pada usia dini.

Kata Kunci : etika lingkungan, filsafat lingkungan, filsafat epidemiologi



Vol. 4, No. 4, Mei 2013                                                                                                             ISSN1978-5763



SANITASI
Jurnal Kesehatan Lingkungan

Penggunaan Rangkaian Filtrasi FM2FV untuk Menurunkan Kadar Kekeruhan dan Coliform Air Hujan di RS Bethesda Yogyakarta, Tahun 2012


Fransisca Widiana Arimawanti, Lucky Herawati & F. X. Amanto Rahardjo             151 – 159
Kemampuan Tanaman Palem Kuning (Chrysalidocarpus lutescens), Daun Suji (Dracaena deremensis), dan Paku-pakuan (Nephrolepis exaltata) dalam Menurunkan Kadar Karbon Monoksida (CO)


Morita Sari, Sri Muryani & Abdul Hadi Kadarusno                                                   160 – 170
Hubungan Sikap dan Tindakan Petani Tembakau di Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul dengan Kadar Pestisida di Dalam Darah


Nawang Duwi Nurani, Bambang Suwerda & Lilik Hendrarini                                  171 – 178
Pengaruh Pengembangan Klinik Sanitasi Puskesmas Minggir terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Mutu Lingkungan Rumah Pasien


Siti Maryati, Muryoto & Indah Werdiningsih                                                             179 – 191
Etika terhadap Lingkungan: Suatu Kajian Filsafati dalam Konteks Epidemiologi Penyakit

Agus Kharmayana Rubaya                                                                                      192 – 200

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
                Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta
 

Tidak ada komentar: