Rizqi Karina Utami*, Sri Puji Ganefati**, Sarjito
Eko Windarso**
* JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl.Tatabumi 3,
Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY 55293
email: rizqikarinautami@gmail.com
**JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Abstract
To suffice the demand of energy consumption,
alternative fuels is needed to be developed, such as bioethanol. Bioethanol is chemical solution which is produced from various
plants, fruits, or any part of plant which
contain starch, glucose and cellulose. Jackfruit
rind has 14,752
% glu-cose, where from the preliminary test, with Saccharomyces
cereviceae addition, the fruit waste could be fermented for producing
bioethanol. The purpose of this study
was to know the effect of various weights of
Saccharomyces cereviceae (i.e. 0%, 25%, 50% dan 75%) and variation fer-mentation durations (i.e. 4,5 days, 7,5 days,
and 10,5 days) of jackfruit rind toward
the concen-tration of the yielded bioethanol by conducting a post test with
control group designed experi-ment. The maximum concentration of bioethanol obtained was 5,63731 % which was produced by using 50% of Saccharomyces cereviceae and from 7,5 days fermentation.
The statistical ana-lysis test using one way
anova test at 95% level of confidence, concludes that the differences among the
ethanol concentrations produced by those various Saccharomyces
cereviceae weight and
fermentation time are significant.
Keywords : bioethanol, Saccharomicyes cereviceae, jackfruit rind
fermentation
Intisari
Untuk
mencukupi kebutuhan akan energi, diperlukan bahan bakar alternatif untuk
dikembang-kan, salah satunya adalah bioetanol. Bioetanol adalah cairan kimia
yang diperoleh dari bahan tanaman, buah atau bagian tanaman yang bergula,
berpati dan berselulosa. Kulit nangka me-miliki kadar gula 14,752 %, di mana
dari hasil uji pendahuluan, dengan penambahan Saccha-romyces cereviceae limbah
tersebut dapat difermentasi dan menghasilkan bioetanol. Tujuan pe-nelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh dari variasi berat Saccharomyces cereviceae (yaitu
0%, 25%, 50% dan 75%) dan waktu fermentasi (yaitu 4,5 hari, 7,5 hari dan 10,5
hari) dari kulit nangka terhadap kadar bioetanol yang dihasilkan, dengan
melakukan eksperimen dengan desain post test with control group. Kadar
bioetanol tertinggi yang diperoleh adalah sebesar 5,63731 %, yaitu dari variasi
berat Saccharomyces cereviceae 50% dan pada variasi waktu 7,5 hari. Hasil uji
statistik dengan one way anova pada derajat kepercayaan 95%, menyimpulkan bahwa
perbedaan kadar bioetanol yang dihasilkan dari berbagai variasi berat
Saccharomyces cereviceae dan waktu fermentasi yang diamati, adalah signifikan
(p<0 span="">0>
Kata
Kunci
: bioetanol, Saccharomyces cereviceae,
fermentasi kulit nangka
Sanitasi, Jurnal Kesehatan
Lingkungan, Vol.6, No.4, Mei 2015, Hal 176 - 180
Tidak ada komentar:
Posting Komentar