Rabu, 16 Januari 2013

PEMANFAATAN CHITOSAN SEBAGAI PENGGANTI FORMALIN TERHADAP MASA SIMPAN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK MIE BASAH



Ringga Risdiana*, Tuntas Bagyono**, Lilik Hendrarini***

* JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi 3, Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY 55293,
** JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
*** JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Abstract

Wet noodle is a food product with high water level which can reach 52 %. Eventhough, formaline is a harmful chemical which is prohibited for food, nonetheless it is often used for preserving ing-redient in wet noodle production. Chitosan is a by-product of shrimp and crab processing which can be utilized as a substitution of formaline. The study was aimed to understand whether the preserving times and organoleptic natures of wet noodle added by chitosan and formaline were different or not. The study was an experiment one with post-test only with control group design. The doses of formaline and chitosan observed were 12, 20 and 28 ppm. The panelist for orga-noleptic testing were 10 students of Nutrition Department of Yogyakarta Polytechnic of Health. The data which were analysed by using Kruskal Wallis non parametric test revealed that the pre-serving times of the noodle made between the two chemical was not different (p=0,0962), as well as for aroma liking among the panelists (p=0,731). However, the score from panelists for color, texture and taste for the two types of wet noodle were different, i.e. p=0,004, <0 0="0" advised="advised" and="and" as="as" chitosan="chitosan" consumers.="consumers." for="for" formaline="formaline" is="is" it="it" producer="producer" respectively.="respectively." safe="safe" span="span" start="start" the="the" to="to" use="use" usually="usually" who="who">
   
Keywords : chitosan, formaline, food preservation, organoleptic nature

Intisari

Mie basah merupakan produk makanan dengan kadar air yang tergolong tinggi yakni mencapai 52 %. Walaupun merupakan bahan kimia berbahaya yang dilarang untuk makanan, formalin se-ring digunakan sebagai bahan pengawet mie basah. Chitosan adalah produk samping dari peng-olahan udang dan rajungan yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti formalin.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan chitosan sebagai pengganti formalin terhadap sifat organoleptik dan masa simpan mie basah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan post-test only with control group. Dosis formalin dan chitosan yang digunakan masing-masing sebanyak 12, 20 dan 28 ppm. Sebagai panelis untuk uji organoleptik adalah 10 orang mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Yogyakarta. Data yang diolah dengan uji non parametrik Kruskal-Wallis menunjukkan hasil bahwa masa simpan mie basah yang ditambah dengan formalin dan chitosan tidak berbeda secara bermakna (p=0,0962) demikian juga dengan kesukaan panelis terhadap baunya (p=0,731). Adapun untuk warna, teks-tur dan rasa, kesukaan panelis terhadap mie basah yang ditambah dengan formalin dan chito-san berbeda, masing-masing dengan p=0,004; <0 0="0" aman="aman" chitosan="chitosan" dan="dan" disarankan="disarankan" formalin="formalin" ini="ini" karena="karena" kepada="kepada" konsumen.="konsumen." menggunakan="menggunakan" mulai="mulai" produsen="produsen" se-lama="se-lama" span="span" untuk="untuk" yang="yang">
   
Kata Kunci : chitosan, formalin, pengawetan makanan, sifat organoleptik

Item type : Jurnal Ilmiah
Subject    : Penyehatan Makanan Minuman
Bibliografi : Sanitasi, Volume 4 Nomor 1 Hal 1- 50, Yogyakarta
Posted by : admin jurusan kesling
Posted on : 13 Desember  2012

Tidak ada komentar: