Luis Anggraini*, Narto**, Sri Puji Ganefati***
* RSUD Provinsi Kepulauan Riau, Jl. Indun Suri,
Simpang Busung No.1, Tanjung Uban, Kepulauan Riau
email: myfave_id@yahoo.co.id
** JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl.Tatabumi 3,
Banyuraden, Gamping, DIY 55293
*** JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Abstract
Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by dengue virus and
spread by Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes. Among the 14
kecamatans in Yogyakarta City, Ngampilan was one of the highest cases of DHF
in 2011, i.e. 38 cases. This study was aimed to understand the factors
related with those DHF incidence by conducting an obser-vational study
employed case-control design with retrospective approach. The number of study
subjects in both the case and control groups were 38. Data were obtained
through interview and observation. Odds Ratio and logistic regression were
used to analyse the data. Results from bi-variate analysis showed that among
the observed variables, those which were significantly cor-related with DBD
incidence were: the presence of mosquito larvae habitat, and age, attitude
and prevention behavior of respondents. Furthermore, multivarite analysis
revealed that the most do-minant factors were the existence of mosquito
larvae habitat (OR=4,526, 95 % CI=1,352-13,372, p=0,006); and respondents’
age (OR=4,645, 95 % CI=1,263-17,088, p=0,021). People aged less than 15 years
old and close with Aedes larvae’s habitat have probability of getting DBD as
much as 31,32%.
Keywords : DHF, risk factors
Intisari
Demam
berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
virus dengue dan disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Dari 14 kecamatan yang ada di kota Yogyakarta, Kecamatan Ngampilan termasuk
daerah dengan kejadian DBD yang paling tinggi pada tahun 2011 yaitu 38 kasus.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian DBD tersebut dengan melakukan penelitian observasional dengan
menggunakan rancangan kasus-kontrol dengan pendekatan retrospektif. Jumlah
subyek di kelompok kasus dan kontrol, masing-masing berjumlah 38 orang. Data
di-peroleh melalui wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan OR dan
regresi logistik. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa di antara variabel
yang diteliti, yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian DBD adalah: keberadaan
habitat larva nyamuk, serta umur, sikap dan perilaku pencegahan responden.
Adapun hasil uji multivariat menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan
adalah keberadaan habitat larva nyamuk (OR=4,526, 95 % CI=1,352-13,372, p=0,006);
dan umur responden (OR=4,645, 95 % CI=1,263-17,088, p=0,021). Orang dengan keberadaan
habitat larva nyamuk yang berisiko dan umur kurang dari 15 tahun memiliki
peluang mengalami DBD 31,32%.
Kata
Kunci
: DBD, faktor risiko
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar